saya punya kisah Inspratif nih buat temen-temen semua.. 'Semoga bermanfaat'
kisah ini bercerita tentang sebatang pohon apel...
dikutip dari seorang motivator yang saya kagumi andre raditya
Konon
tinggal lah disuatu desa seorang anak laki-laki yang suka sekali
bermain dengan sebatang Pohon Apel. Setiap hari anak ini bermain,
memanjat Pohon Apel, dan memakan buahnya sambil tidur-tiduran di
dahannya. Si anak ini begitu akrab dengan Pohon Apel. Sampai-sampai
setiap hari tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa bermain dengan Pohon
Apel. Si anak laki-laki sayang sekali dengan si Pohon Apel, demikian
juga sebaliknya. Pohon Apel ini begitu menyayangi si anak ini.
Dan
waktu pun berlalu, tahun berganti tahun. Dan tiba-tiba suatu hari, anak
laki-laki tak muncul untuk mengajak si Pohon Apel bermain. Pohon Apel
berharap setiap hari, bahwa semoga suatu ketika ia bisa kembali melihat
si anak laki-laki tadi, dan mengajak bermain lagi. Hingga akhirnya
lewatlah anak laki-laki tadi. Dan dengan cepat Pohon Apel memanggilnya.
"Nak, ayo sini, main lagi dengan ku, aku kangen sekali bermain-main dengan mu. Buah ku sangat manis, cobalah". Kata Pohon Apel
Namun dengan segera si anak menjawab, "tidak, aku sudah besar, aku tidak mau lagi bermain dengan Pohon Apel".
Pohon Apel begitu sedih dan bertanya, "lalu apa yang kau inginkan?"
"Aku mau mobil-mobilan seperti temanku yang lain". Jawab sang anak laki-laki ini
dan
Pohon Apel pun menjawab "sayang sekali anakku, aku tidak punya uang.
Tapi jika engkau mau, kau boleh memetik semua buahku dan kau jual
kepasar, dan nanti uangnya kau bisa belikan mobil-mobilan" demikian
jawaban sang Pohon Apel
dan itu pun dilakukan oleh si
anak tadi. ia pun memetik habis seluruh buah apel si Pohon Apel dan
menjualnya kepasar. Uangnya pun ia belikan mobil-mobilan sesuai
keinginannya. Dan setelah itu si anak menghilang lagi. Ia telah asik
bermai dengan mainan barunya. Dan tinggal lah si Pohon Apel sendiri
merindukan si anak laki-laki untuk bermain bersama-sama lagi. Lama si
Pohon Apel merindukan si anak. Dan pada suatu hari muncul lagi si anak
di depannya. Dan dengan segera si Pohon Apel menyapa..
"mari anakku, kita bermain-main lagi seperti dulu, aku kangen sekali dengan mu" kata Pohon Apel
dan
si anak menjawab, "enggak, aku sudah dewasa, aku sudah malu
bermain-main dengan Pohon Apel. yang kuinginkan sekarang adalah
membangun sebuh rumah untuk keluargaku". Jawab anak laki-laki ini
"sayang
sekali anakku, aku tidak punya cukup uang untuk membangunkan mu rumah,
tapi jika kamu mau, kau boleh memangkas semua rantingku untuk kau
jadikan rumah" kata si Pohon Apel pada anak laki-laki tadi
dan
sekali lagi ini pun dilakukannya. ia memangkas semua ranting, dan
membangun rumah untuk keluarganya. Dan kembali anak laki-laki ini asik
bersama keluarganya. Dan tinggallah si Pohon Apel sendiri bersama
kerinduannya. Waktupun berlalu, dan pada suatu hari, lewatlah si anak
laki-laki ini muncul melintas didepan Pohon Apel.
Dengan cepat Pohon Apel menyapanya, "nak, mari bermain lagi denganku, aku kangen sekali dengan mu" katanya.
Sang
anak pun menjawab, "enggak, aku tidak punya waktu bermain dengan Pohon
Apel, yang kuinginkan sekarang adalah membeli sebuah perahu kecil untuk
aku gunakan pergi ketengah danau dan memancing bersama anakku"
dan
lagi-lagi Pohon Apel menjawab, "sayang sekali anakku, aku tidak punya
uang, tapi jika kamu mau, kamu boleh memotong batang ku untuk kau
jadikan perahu, agar kau bisa memancing dengan anakmu di danau sana"
kata Pohon Apel.
dan sayangnya, inipun dilakukan si anak
tadi. Ia memangkas habis seluruh batang Pohon Apel, dan menjadikannya
perahu, setelah itu ia lupa lagi dengan Pohon Apel, dan menghabiskan
waktunya untuk bersenang-senang memancing bersama anaknya. Dan
tahun-tahun pun berlalu, hingga pada suatu ketika sang anak datang, dan
kali ini si Pohon Apel menyapanya berbeda
"anakku, kini aku sudah tidak punya apa-apa lagi, hanya tinggal akarku saja yang tersisa" kata Pohon Apel
sang anak menjawab "aku pun sudah tua, aku sudah tidak mau apa-apa lagi, yang kuinginkan adalah tempat istirahat yang nyaman"
dan Pohon Apel pun menjawab "tahukah kau anakku, bahwa akar pohon apel begitu nyaman untuk kau jadikan sandaran kepala"
dan
sang anakpun akhirnya tiduran diatas akar pohon apel tadi, sambil
dipeluk hangat oleh sang Pohon Apel sambil meneteskan air mata.
itulah
cerita pohon apel dan anak laki-laki. mungkin seperti kita. pohon apel
diibaratkan orang tua kita. sering kita memeras sumber daya orang tua
kita hanya untuk kesenangan kita, dan meninggalkannya setelah kita
dapat apa yang kita mau. kita tidak segan untuk mengambil semua
buahnya, memotong rantingnya hingga memangkas habis batangnya. semua
untuk keinginan kita. dan selalu, kita asik dengan sesuatu yang baru
kita temui, mainan, profesi, pacar, suami/istri, gaya hidup, dll.. yang
orang tua kita inginkan sama seperti pohon apel, mereka rindu "bermain"
lagi bersama dengan kita, anaknya yang dulu digendongnya.
kita
berwisata ke tempat yang kita inginkan, tapi kita meninggalkan ornag
tua kita sendirian dirumah. kita keluar masuk cafe, restoran, makan apa
yang kita mau, mengajak pacar/pasangan, tapi orang tua kita makan
seadanya dirumah.
mereka adalah pohon apel yang tinggal akarnya
saja. dan apakah kita tidak mau menemaninya? setelah buah, ranting dan
batangnya kita ambil?
doakan saya, semoga saya
bisa membahagiakan orang tua saya, semoga saya berguna bagi orang tua
saya, dan dibanggakan oleh mereka. ammmiiinnnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan komentar kamu yah ! (˘⌣˘)ε˘`)