Jumat, 09 Maret 2012

sadari dan renungkan - Pohon Apel -

saya punya kisah Inspratif nih buat temen-temen semua.. 'Semoga bermanfaat'

kisah ini bercerita tentang sebatang pohon apel...
dikutip dari seorang motivator yang saya kagumi andre raditya


Konon tinggal lah disuatu desa seorang anak laki-laki yang suka sekali bermain dengan sebatang Pohon Apel. Setiap hari anak ini bermain, memanjat Pohon Apel, dan memakan buahnya sambil tidur-tiduran di dahannya. Si anak ini begitu akrab dengan Pohon Apel. Sampai-sampai setiap hari tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa bermain dengan Pohon Apel. Si anak laki-laki sayang sekali dengan si Pohon Apel, demikian juga sebaliknya. Pohon Apel ini begitu menyayangi si anak ini.

Dan waktu pun berlalu, tahun berganti tahun. Dan tiba-tiba suatu hari, anak laki-laki tak muncul untuk mengajak si Pohon Apel bermain. Pohon Apel berharap setiap hari, bahwa semoga suatu ketika ia bisa kembali melihat si anak laki-laki tadi, dan mengajak bermain lagi. Hingga akhirnya lewatlah anak laki-laki tadi. Dan dengan cepat Pohon Apel memanggilnya.

"Nak, ayo sini, main lagi dengan ku, aku kangen sekali bermain-main dengan mu. Buah ku sangat manis, cobalah". Kata Pohon Apel

Namun dengan segera si anak menjawab, "tidak, aku sudah besar, aku tidak mau lagi bermain dengan Pohon Apel".

Pohon Apel begitu sedih dan bertanya, "lalu apa yang kau inginkan?"

"Aku mau mobil-mobilan seperti temanku yang lain". Jawab sang anak laki-laki ini

dan Pohon Apel pun menjawab "sayang sekali anakku, aku tidak punya uang. Tapi jika engkau mau, kau boleh memetik semua buahku dan kau jual kepasar, dan nanti uangnya kau bisa belikan mobil-mobilan" demikian jawaban sang Pohon Apel

dan itu pun dilakukan oleh si anak tadi. ia pun memetik habis seluruh buah apel si Pohon Apel dan menjualnya kepasar. Uangnya pun ia belikan mobil-mobilan sesuai keinginannya. Dan setelah itu si anak menghilang lagi. Ia telah asik bermai dengan mainan barunya. Dan tinggal lah si Pohon Apel sendiri merindukan si anak laki-laki untuk bermain bersama-sama lagi. Lama si Pohon Apel merindukan si anak. Dan pada suatu hari muncul lagi si anak di depannya. Dan dengan segera si Pohon Apel menyapa..

"mari anakku, kita bermain-main lagi seperti dulu, aku kangen sekali dengan mu" kata Pohon Apel

dan si anak menjawab, "enggak, aku sudah dewasa, aku sudah malu bermain-main dengan Pohon Apel. yang kuinginkan sekarang adalah membangun sebuh rumah untuk keluargaku". Jawab anak laki-laki ini

"sayang sekali anakku, aku tidak punya cukup uang untuk membangunkan mu rumah, tapi jika kamu mau, kau boleh memangkas semua rantingku untuk kau jadikan rumah" kata si Pohon Apel pada anak laki-laki tadi

dan sekali lagi ini pun dilakukannya. ia memangkas semua ranting, dan membangun rumah untuk keluarganya. Dan kembali anak laki-laki ini asik bersama keluarganya. Dan tinggallah si Pohon Apel sendiri bersama kerinduannya. Waktupun berlalu, dan pada suatu hari, lewatlah si anak laki-laki ini muncul melintas didepan Pohon Apel.

Dengan cepat Pohon Apel menyapanya,  "nak, mari bermain lagi denganku, aku kangen sekali dengan mu" katanya.

Sang anak pun menjawab, "enggak, aku tidak punya waktu bermain dengan Pohon Apel, yang kuinginkan sekarang adalah membeli sebuah perahu kecil untuk aku gunakan pergi ketengah danau dan memancing bersama anakku"

dan lagi-lagi Pohon Apel menjawab, "sayang sekali anakku, aku tidak punya uang, tapi jika kamu mau, kamu boleh memotong batang ku untuk kau jadikan perahu, agar kau bisa memancing dengan anakmu di danau sana" kata Pohon Apel.

dan sayangnya, inipun dilakukan si anak tadi. Ia memangkas habis seluruh batang Pohon Apel, dan menjadikannya perahu, setelah itu ia lupa lagi dengan Pohon Apel, dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang memancing bersama anaknya. Dan tahun-tahun pun berlalu, hingga pada suatu ketika sang anak datang, dan kali ini si Pohon Apel menyapanya berbeda

"anakku, kini aku sudah tidak punya apa-apa lagi, hanya tinggal akarku saja yang tersisa" kata Pohon Apel

sang anak menjawab "aku pun sudah tua, aku sudah tidak mau apa-apa lagi, yang kuinginkan adalah tempat istirahat yang nyaman"

dan Pohon Apel pun menjawab "tahukah kau anakku, bahwa akar pohon apel begitu nyaman untuk kau jadikan sandaran kepala"

dan sang anakpun akhirnya tiduran diatas akar pohon apel tadi, sambil dipeluk hangat oleh sang Pohon Apel sambil meneteskan air mata.

itulah cerita pohon apel dan anak laki-laki. mungkin seperti kita. pohon apel diibaratkan orang tua kita. sering kita memeras sumber daya orang tua kita hanya untuk kesenangan kita, dan meninggalkannya setelah kita dapat apa yang kita mau. kita tidak segan untuk mengambil semua buahnya, memotong rantingnya hingga memangkas habis batangnya. semua untuk keinginan kita. dan selalu, kita asik dengan sesuatu yang baru kita temui, mainan, profesi, pacar, suami/istri, gaya hidup, dll.. yang orang tua kita inginkan sama seperti pohon apel, mereka rindu "bermain" lagi bersama dengan kita, anaknya yang dulu digendongnya.

kita berwisata ke tempat yang kita inginkan, tapi kita meninggalkan ornag tua kita sendirian dirumah. kita keluar masuk cafe, restoran, makan apa yang kita mau, mengajak pacar/pasangan, tapi orang tua kita makan seadanya dirumah.
mereka adalah pohon apel yang tinggal akarnya saja. dan apakah kita tidak mau menemaninya? setelah buah, ranting dan batangnya kita ambil?


doakan saya, semoga saya bisa membahagiakan orang tua saya, semoga saya berguna bagi orang tua saya, dan dibanggakan oleh mereka. ammmiiinnnn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan komentar kamu yah ! (˘⌣˘)ε˘`)